Postingan

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)

Gambar
  SIANG itu pada Rabu pekan awal Oktober 2023, satu per satu kardus kecil berisikan rilisan fisik rekaman atau album musik dalam format kaset pita berpindah ke mobil boks. Lebih kurang 4 ribu kaset pita analog berbagai genre baik musik Indonesia maupun barat/asing siap diberangkatkan menuju kediaman "majikan baru". Serombongan ada vinyl atau piringan hitam (PH), yakni format 33 ⅓ rpm dan 45 rpm. Total ada 239 PH, baik ada cover maupun tanpa cover. Itu termasuk kurang lebih 100 keping cakram padat (CD/VCD/DVD) original. Sebagian lainnya berupa keping cakram padat hasil ripping dan download sebagai backup (cadangan untuk diputar sehari-hari agar koleksi tetap awet). ... Dengar laraku Suara hati ini memanggil namamu Kar'na separuh aku Menyentuh laramu... Semua lukamu t'lah menjadi lirihku... Kar'na separuh aku Dirimu.. . Sayup-sayup alunan sepenggal lirik Separuh Aku yang dilantunkan Nazril Irham a.k.a. ( also known as ) Ariel sang vokalis Noah band terdengar dari

LINK TULISAN NAPAK TILAS KAMAPALA ANGKATAN VI 1987-1990

Gambar
Jalinan persabatan dan persaudaraan hampir 4 dekade memang tak mudah begitu saja terhapuskan ataupun terputuskan...Simak NAPAK TILAS KAMAPALA ANGKATAN VI 1987-1990 ... https://angkatan6kamapala.blogspot.com/2023/04/napak-tilas-kamapala-angkatan-vi-1987.html

2 X HECTIC dari Negeri Ratu Elizabeth

Gambar
Sepanjang rutinitas saya sebagai kuli tinta/tukang keker kamera/kuli disket/kuli gawai dalam 3 dekade terakhir, ada beberapa kondisi Hectic atau sibuk sekali. Sampai-sampai nyaris lupa ngopi, hehehe... Kondisi hectic akibat peristiwa nasional ataupun domestik sebut saja dalam rentang 1996-1998, mulai dari rangkaian dan ekses "Kudatuli" (Kerusuhan 27 Juli 1996), kericuhan saat Pemilu 1997 hingga rangkaian huru-hara dan reformasi Mei 1998. Boleh dibilang saat itu, jam tidur saya dalam hitungan hari cuma 1-2 jam belaka, bahkan terkadang bisa melek hingga 2 hari penuh. Semua itu, ya itu tadi, gara-gara hectic. Kala itu, bisa dikatakan, medan peliputan di lapangan penuh marabahaya. Nekat tanpa perhitungan bisa terdampak gas air mata, pentungan hingga peluru karet. Namun soal membaca situasi di lapangan sebelum kaos terjadi saya pernah dapat "ilmu" dari wartawan senior dekade 60 dan 70-an. Tips dari "Abang Senior" "Dik, kalau kita sedang menghadapi kondisi
Gambar
IVX YANG SAYA KENAL & "KAMPUS TEBET" IVAN Haris Prikurnia termasuk salah satu target narasumber saya untuk menyelesaikan tugas akhir di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada 1996. Namun, rencana wawancara batal lantaran batasan tahun bahan penelitian diundurkan hingga dekade akhir 1980-an, bukan 1990-an. Padahal, saya hendak melengkapi data situasi pers dekade 1990-an. Terutama seputar pemberedelan tiga media cetak nasional, yakni majalah Tempo, majalah Editor, dan tabloid Detik oleh Orde Baru. Satu di antara babakan penting bagi penelitian saya yang mengambil tema "Kebijakan Pers di Masa Orde Baru". Meski demikian, saya dapat merampungkan penelitian dan sidang sarjana pada pertengahan 1996. Saya lulus. Selanjutnya, saya baru bertemu dengan sosok Ivan Haris Prikurnia --yang kemudian saya sapa dengan panggilan akrab bang Ivan. Itu di awal 1997. Awalnya, saya mengontak salah satu eks wartawan T

LINK TULISAN LAWAS, TERANYAR HINGGA SUBSITE

Gus Dur >> Fasilitas Pejabat >> Mafia Hukum >> Perburuan Teroris II >> Perburuan Teroris I >> Debat Cawapres >> Buruh Migran >> Timor Timur >> Chrisye >> Deep Purple >> Wartawan Perang >> Ada Akbar II >> Pengadilan "Mujahid" >> Nyawa Pemudik >> 27 Juli II >> 27 Juli I >> Al Chaidar II >> Al Chaidar >> Sepatu Lars >> Jafar >> Timur Tengah >> Banjir II >> Banjir I >> Kesengsaraan Rakyat >> Sim Salabim >> Aceh II >> Dirundung Malang >> Suap Sajalah >> Hambali >> Aceh I >> Ultah Miliaran >> Menanti Maut >> Hantu Guandong >> Irak II >> Pengadilan Mujahid I >> Menangkis Pedang >> Leluka dan Bunga >> The President >> Ada Akbar >> Sang Proklamator >> Irak I >> Goci >> LINK TULISAN TERANYAR >
MOBILISASI DAN PARTISIPASI (I) SEKIAN lama tak membuat ulasan kecil, lantaran jua roda kehidupan yang seakan berputar cepat menggilas segala kesempatan. Adalah seorang mitra kerja yang memantik hasrat tersebut. "Kondisi politik sekarang seperti tahun 55, ya?" ia menyergah. Intinya, ia menarik kesimpulan banyak partai saat itu mengedepankan ideologi atau aliran untuk mencapai tujuan politiknya (politik sebagai panglima). Dan mereka mengerahkan massa aksi dan pendukungnya. Hmm...benar tidaknya memang relatif... Kalau kata orang Prancis, sejarah selalu berulang. Namun, hal itu tak sepenuhnya tepat. Yang berulang adalah faktor penyebab dan dampak yang mirip, sedangkan setiap kejadian mempunyai makna tersendiri atau berbeda. Istilahnya setiap peristiwa mempunyai/mengikuti jiwa zamannya. Boleh dikatakan, sejarah (sebut misalnya prahara) bakal berulang bila suatu bangsa melupakan sejarahnya (ingat jasmerah Bung Karno). Terutama bila tak mau bercermin dengan masa lalu
Makna Sebilah Pedang THEMIS adalah Dewi Keadilan dalam mitologi Yunani, sedangkan Iustitia atau Justice adalah Dewi Keadilan dalam legenda Romawi. Keduanya digambarkan sebagai sosok wanita yang menenteng sebilah pedang dan neraca, terkadang mengenakan tutup mata. Ini menyimbolkan bahwa hukum dan keadilan di atas segalanya. Sementara di Negeri Anglo Saxon ada kisah Raja Arthur yang memiliki pedang pembunuh naga dan para ksatria meja bundarnya. Kisah ini mempunyai pesan bahwa kebenaran pada akhirnya mengalahkan kejahatan. Nah, kalau di Tanah Jawa ada Ken Arok yang dengan kerisnya (pedang pendek khas Nusantara) menumbangkan tirani Tunggul Ametung--roman sejarah versi Pramoedya Ananta Toer. Cerita sejarah ini mengandung pengertian bahwa kesewenang-wenangan pasti menemui jurang kehancuran. Sayangnya, kearifan masa silam itu tak lagi dijunjung tinggi. Dewasa ini banyak negeri yang dikangkangi keserakahan duniawi. Di mana kebenaran dipersalahkan dan keadilan ditertawakan. Bahkan, banyak pengh